CARA MENCINTAI DAN MENYAYANGI SESEORANG
10 March 2014
BELAJAR MENCINTAI DENGAN TULUS
Pengucapan kata-kata penuh mesra,
adalah bagian dari ekspresi cinta kasih seseorang kepada kekasih
hatinya, terutama pada saat perasaan cinta sedang menggebu-gebu bersemi
di hati.
Sebagai
bentuk ekspresi dan apresiasi cinta, terkadang pernyataan itu
disampaikan dalam dua bentuk kalimat dengan esensi yang hampir sama,
seperti dua bentuk pernyataan dibawah ini :
Kalimat pertama mengatakan : “Aku mencintai kamu karena aku membutuhkanmu…”
Kalimat pertama mengatakan : “Aku mencintai kamu karena aku membutuhkanmu…”
Sedangkan
bentuk kalimat yang kedua mengungkapkan : “Aku membutuhkanmu karena aku
cinta padamu…” Sepertinya ada kemiripan dalam mengungkapkan kedua
kalimat tersebut. Akan tetapi, apabila diperhatikan secara cermat, kedua
kalimat tersebut mempunyai perbedaan mendasar, terutama pada sisi
pengertian atau makna yang terkandung di dalamnya.
Perbedaan
terletak pada apakah ada nilai ketulusan dari orang yang
mengucapkannya. Dalam menjalani hubungan berpacaran dengan orang yang
kita cintai, memang sudah selayaknya kita melakukannya dengan penuh
ketulusan. Tidaklah baik kiranya apabila dalam menjalani masa
berpacaran, salah satu pihak selalu memperhitungkan atau
mempertimbangkan atau menimbang-nimbang segala sesuatunya.
Ketika
ada indikasi sikap tersebut tetap dipertahankan, maka sikap tersebut
pada suatu waktu nanti akan dapat menjadi kerikil tajam sumber
perpecahan atau pertengkaran, yang akhirnya bisa menjadi penyebab
putusnya hubungan cinta kasih dengan pacar. Ketulusan itu tidak
menuntut…
Ketulusan
itu, tidak mengharapkan adanya sikap balas budi… karena dalam perbuatan
tulus, ada pengorbanan… Oleh karena perbuatan sebuah tindakan yang
didasarkan pada ketulusan hati, seseorang akan dapat memberikan
kebahagiaan kepada orang lain karena perbuatan yang dilandasi ketulusan
tersebut, telah membuka pintu harapan (bahkan mungkin pula pintu
kehidupan) kepada orang lain yang menerima perbuatan tulus tersebut.
Terkait
dengan sebuah hubungan cinta kasih, Pada saat kita telah menerima atau
telah menyatakan pernyataan cinta kepada seseorang yang kita kasihi, itu
sama artinya kita telah siap untuk membagi hati serta sebagian waktu
kita dalam mengisi hari-hari kita bersama pacar.
Adanya
penerimaan diri untuk membuka hati dalam menerima atau menyatakan rasa
cinta kepada seseorang, seharusnya diikuti pula oleh adanya keterbukaan
pola pikiran kita, karena sikap open minded kita, kelak akan sangat
mempengaruhi serta menentukan pada cara pandang atau pada cara kita
memandang kepribadian maupun kehidupan pacar dari kita.
Kenapa
begitu? Karena salah satu hakekat mengasihi orang lain dengan penuh
ketulusan itu, adalah mencerna terlebih dahulu baru berpendapat atau
bertindak.
Berbuatlah
karena hati kita yakin bahwa perbuatan kita itu adalah sebuah perbuatan
benar. Janganlah kita membangun opini pribadi yang ingin menghadirkan
suatu pola pandangan sebagai sebuah pembenaran.
Ini merupakan suatu keadaan atau pemikiran ideal apabila kita memang benar-benar tulus mencintai serta menyayangi pacar kita.
Cara
menentukan sikap yang didasarkan pada cara memandang kepribadian serta
kehidupan pacar kita, akan turut menentukan atau mempengaruhi penilaian
kita terhadap pacar kita, yang kelak dapat berujung pada hadirnya sikap
tulus untuk mau menerima keberadaan dan kondisi pacar, atau bahkan pada
saat kita akan mengapresiasikan rasa sayang kita pada pacar kita.
Hal
itu perlu kita lakukan agar kita tidak melihat kekurangan yang ada pada
pacar kita sebagai sesuatu yang bisa merusak hubungan cinta kasih
dengan pacar, namun menghadirkan sikap diri untuk mau membantu
memperbaiki atau menutupi kekurangannya itu.
Sikap
ini merupakan tanda penerimaan kita, untuk mau mengenal serta perduli
atas apa yang ada dalam diri kekasih hati kita, sehingga apabila pada
suatu waktu kita menerima informasi yang kurang menyenangkan tentang
pacar kita, itu tidak akan membuat kita langsung terpengaruh atau
terbakar emosi.
Sisi
kekurangan dalam diri seseorang, adalah sisi rentan yang dapat
dijadikan alasan bagi seseorang untuk berubah sikap setia (melakukan
perselingkuhan) atau memutuskan hubungan pacaran dengan kekasih hatinya.
Apabila
dalam menjalin hubungan kasih dengan kekasih hatinya tidak ada
kesungguhan hati dari dalam diri seseorang untuk tulus mencintai serta
dengan sepenuh hati menyayangi kekasih hatinya itu, maka besar
kemungkinan, orang tersebut sulit untuk dapat menjaga kesetiaannya
kepada sang pacar.
Dalam
menjalin hubungan dengan orang lain, kita tidak boleh bersikap egois.
Kita tidak boleh banyak menuntut, memaksakan diri kita dan menganggap
diri kita adalah yang terbaik atau sebagai pribadi yang tidak memiliki
kesalahan.
Kita
seharusnya sadar, bahwa kita juga bukanlah individu yang sempurna.
Jadi, ketika ingin membuat sebuah keputusan untuk memutuskan hubungan
tali kasih dengan pacar, selama kesalahan atau kekurangan dalam diri
pacar memang benar-benar tidak dapat diperbaiki, maka sebaiknya kita
tidak menyederhanakan sebuah masalah dengan memvonis hubungan kasih
dengan kekasih hati kita itu dengan kata putus…
Kelanjutan
kisah percintaan pada sepasangan anak manusia yang sedang berpacaran,
dapat menghadapi suatu kendala pada saat salah satu dari pasangan
tersebut masih mempertahankan sikap ego diri, terutama ketika sikap ego
tersebut ditunjukkan secara berlebih-lebihan.
Egoisme
sikap, pada dasarnya dapat menghalangi tumbuhnya sikap tulus di dalam
diri seseorang karena sikap egois membuat seseorang cenderung hanya
memperhatikan atau mementingkan kepentingan diri sendirinya, dan
seakan-akan lupa untuk berbuat baik kepada orang lain.
Adanya
egoisme, dapat membuat seseorang menjadi selalu memperhitungkan setiap
perbuatan yang dilakukannya kepada orang lain. Hal tersebut justru
membuat kita sulit untuk berbuat tulus pada orang lain.
Untuk
apa kita mempertahankan sikap egoisme kita, kalau sikap egois tersebut
justru membuat kita menghadapi dilema dalam membina hubungan harmonis
dengan pacar karena pacar kita telah kecewa terhadap sikap kita itu?
Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu,
perbuatlah demikian juga kepada mereka.
Untuk
apa kita lebih mementingkan diri (tidak memiliki respon baik pada
lingkungan sekitar) kita sendiri, kalau sikap egois tersebut justru
membuat pacar menjadi tidak senang sama kita? Hubungan dengan pacar
dapat merenggang, bahkan bisa membuat putus hubungan pacaran.
Apabila
kita memang sudah memutuskan untuk bersedia berbagi kasih dengan orang
lain, maka kita juga harus bisa menyatakan sikap tulus kita pada
pasangan kita (dalam arti positif, tentunya). Cinta memang indah seperti
yang pernah kita dengar, seperti yang kita lihat, seperti yang
tertuliskan, dan seperti yang dibicarakan setiap orang.
Oleh
karena itu, cinta yang tumbuh dan bersemi dalam hati, patut untuk
diperjuangkan, dengan mempertaruhkan segala yang ada, termasuk dengan
menempatkan ketulusan hati nurani pada saat menjalankannya.
Dengan
bersikap tulus, berarti kita telah memberi makna indah akan adanya
sikap menghargai orang lain, serta menghargai hubungan yang telah kita
bangun dengan kekasih hati kita. Ketulusan sikap, bukan hanya membuat
orang lain senang, namun juga bisa membahagiakan diri sendiri.Oleh
karena itu, lakukanlah segala sesuatu yang bisa mendorong kita untuk
dapat mencintai orang lain dengan tulus.
Bersikap
tulus memang seharusnya dijadikan budaya dalam kehidupan setiap orang
karena dengan bersikap tulus, itu sama artinya telah menyatakan
perbuatan kasih kepada orang lain. … hendaklah kamu bersungguh-sungguh
saling mengasihi dengan segenap hatimu. Selamat berbagi kasih di dalam
ketulusan (dalam arti positif tapinya yaaa.…)